Translate

Kamis, 31 Oktober 2013

Ternyata sulit banget untuk bertahan.Aku nggak tau apa yang aku lakukan ini sama atau nggak dengan cwek yang lainnya.Hampir setiap hari,aku mengecek fbnya.Jadi penyelidik seperti detektif conan.Menyelidiki pesan,profil dan fotonya.Aku kaget,kok banyak banget foto cwek cantik di album fotonya.Ketika ku tanya,dia hanya menjawab “Itu Cuma temen”tapi ketika aku suruh hapus,dia nggak mau.Dengan alasan”Nggak enak dengan temen aa sayang.”Apanya yang nggak enak coba?bikin aku tambah curiga aja.
       Dibalik kecurigaan itu tersimpan kebenaran.Kalau dia memang setia.Dan itu hanya kecurigaan yang berlebihan.Dan hanya aku yang selalu ada di hatinya.Rasanya lega banget,rasa curiga itu udah pergi.
       Tak terasa sudah 5 bulan kami pacaran.Rasa curiga memang sedikit hilang.Tapi bisa aja kan dia punya pacar baru disana.Kan dia udah kerja.Aku jadi teringat janji tulusnya.Janji akan menemuiku.Hati ku berkata “Apa dia masih ingat janjinya yang 5 bulan lalu?apa aku telfon aja yah?lagian udah seharian aku nggak nelfon dia”
       Tak berapa lama telfon pun tersambung,dan terdengarlah suara indah itu.Suara yang tidak bisa aku lupakan sampai sekarang.
       “Halo,kenapa sayang?”Tanyanya
       “Lagi sibuk yah aa?”Tanyaku
       “Kebetulan lagi istirahat”
       “Sayang,kamu masih ingat nggak dengan janji kamu?”
       “Oh,,janji yang keJambi itu kan sayang?aa masih inget kok.Tapi kayaknya masih lama deh aa keJambinya”
       “Kok gitu?”Tanya ku heran
       “Kan uangnya belum banyak sayang”
       “Tapi kan udah 5 bulan aa?”
       “Iya sih,tapi belum cukup”
       “Oh,yaudah deh kalau gitu”Tut..tut..tut...
       Aku berharap aa nggak bohong.
       Suatu hari aa pernah bertanya kepada ku.”Di Jambi dimananya sayang tinggal?”Jelas aku seneng banget dia nanya kayak itu.Akhirnya dia mau ke Jambi juga.
       “Di Perumnas kota baru,deket polsek.Nomor rumah 02.Rt 26,Rw18.”
       “Oh,sabar yah sayang,mungkin 2 tahu lagi.2tahun nggak lama kok sayang.”
       Entah kenapa rasa cinta ini seakan-akan mulai mulai luntur.Aku jadi sering menyakitinya,dan kami sering bertengkar.
       Baru kusadari mungkin LDR itu memang bagus untuk menguji kesabaran cinta.Tapi nggak dengan keadaan yang seperti ini.Jujur,aku sabar menanti kedatangannya.Tapi disisi lain aku kasihan dengan dia.Giat bekerja bukan hanya untuk keluarganya,tapi juga untukku,dan untuk meminangku kelak.Aku tak tega,dia lebih pantas mendapatkan wanita yang tinggal disana.Yang jaraknya deket.Dan akhirnya aku memilih kata yang paling menyakitkan,kata yang sebelumnya nggak pernah ku ucapkan.Yaitu”Berpisah.”
       “Aa,Sebelumnya dedek minta maaf.Ka..ka..yakk.nya.. pilihan terbaik buat kita sekarang be..ber..pisah deh.”Suara ku mulai berubah serak,dan terbata-bata.permata bening pun mengalir,karna ketidaksanggupan ku mengucapkan kalimat sekejam itu.
       “Lha kok gitu sayang?”

       “Dedek pingin lihat kakak ba..ba..haa..giiaa”Jawab ku dengan suara yang semakin serak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar